featured Slider

Like us

Friday Night Journal #7 - A Question : Meninggalkan atau Ditinggalkan?

by - July 23, 2023


 


Menjawab pertanyaan sejuta dollar lainnya : "Pilih meninggalkan atau ditinggalkan?" 

Pertanyaan ini muncul dalam question card game yang saya punya. Pilihan yang cukup sulit ya. Antara meninggalkan dan ditinggalkan.

Beberapa orang memilih untuk lebih baik meninggalkan. Karena ketika kita memutuskan untuk meninggalkan, kita yang punya kendali atas segala sesuatunya. Kita yang punya kendali atas waktunya, kapan mau meninggalkan. Dan juga kita yang bisa mengukur kekuatan atas diri sendiri ketika meninggalkan. Secara emosi mungkin dirasa lebih punya kesiapan diri. Cukup masuk akal.

Beberapa lainnya memilih untuk lebih baik ditinggalkan. Alasannya simpel, ketika ditinggalkan ktia tidak lagi ada beban atas konsekuensi dari pilihan tersebut. Terbebas pula dari perasaan guilty yang membayang-bayangi yang biasanya dirasakan para kaum yang meninggalkan. Ini juga ada benarnya.

Sebelumnya saya berpendapat lebih baik meninggalkan, karena saya anggap ketika kita memiliki kendali atas sesuatu tentu akan terasa lebih mudah.

Tetapi rasa-rasanya bukan itu yang saya mau. Untuk saya, meninggalkan tidak pernah terasa lebih ringan. Kalau memang meninggalkan terasa mudah dan ringan, harusnya saya lebih  happy  ketika resign dari pekerjaan lama. Tapi nyatanya mellow-nya lebih banyak daripada happy-nya. Nyatanya diantara saya dan sahabat, justru saya yang lebih banyak menangis ketika saya resign.

Kemudian saya berfikir lagi, kalau begitu mungkin ditinggalkan akan terasa lebih mudah ya... Tentu saya sadar betul pasti akan ada fase grieving dan tidak mudah, tapi setidaknya tidak ada perasaan guilty yang timbul.

Tapi ketika ditinggalkan, ternyata masih ada rasa sesal yang timbul. Menyesal karena harusnya bisa berbuat lebih baik, menyesal karena tidak memiliki waktu yang lebih banyak bersama, dan penyesalan-penyesalan lainnya. 

Yaaa memang sulit ya pertanyaan satu ini. Seringkali saya skip menjawab ketika pertanyaan ini dilontarkan dan lebih memilih untuk mendengar jawaban teman-teman saja. Karena saya nggak bisa memilih diantara keduanya, it never be an option for me. I can never choose between leave or being left. Dua-duanya bikin sedih, dan rasanya saya nggak sanggup menelan kesedihannya. 

Lama sampai akhirnya saya sadar. Saya nggak akan bisa menentukan pilihan, karena sebenarnya yang saya tidak suka adalah perpisahan. Dan kedua pilihan itu mengarah pada hal tersebut. Saya nggak akan bisa memilih mana yang lebih baik, karena keduanya nggak pernah baik di mata saya.

Saya jadi menemukan sisi baru diri saya yang selama ini luput dari pandangan. Saya benci perpisahan, saya nggak suka berjarak. Saya nggak pernah berkeberatan bertemu dengan orang baru, mengenal orang baru lagi. Tapi hal itu tidak saya imbangi karena ternyata saya nggak pernah siap dengan perpisahan. 

Saya rasa pertanyaan ini nggak ada ujungnya (terutama untuk saya). Lebih bijak rasanya untuk mengakui bahwa baik meninggalkan atau ditinggalkan, keduanya bukan pilihan yang mudah untuk ditempuh. Keduanya bermuara pada satu hal yang sama. Perpisahan.



You May Also Like

0 komentar