Tips Menyimpan Obat di Rumah
Mungkin bagi sebagian yang baca judul postingan ini akan berpikir "Dari sekian hal yang bisa dibahas tentang farmasi dan kesehatan, kenapa harus bahas cara menyimpan obat sih?"
Well, jawabannya simpel aja "Karena saking seringnya dianggap sepele, kita jadi ga memperhatikan cara penyimpanan obat yang benar"
Seiring dengan meningkatnya kesadaran tentang kesehatan, pemakaian obat juga mengalami peningkatan. Orang cenderung memiliki persediaan obat di rumah. Mulai dari obat persediaan untuk antisipasi bila mendadak sakit (spt obat pusing, diare, dsb) sampai obat-obat konsumsi rutin (spt obat hipertensi, kolesterol, dsb).
Perlu diketahui penyimpanan obat membutuhkan perlakuan khusus. Karena salah salah menyimpan obat, obat bisa rusak atau efektifitasnya menurun. Nah sebenarnya seperti apa sih cara menyimpan obat dengan benar? Apakah obat-obat kamu dirumah sudah tersimpan secara benar?
Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa kamu terapkan dalam menyimpan obat di rumah.
Secara umum, obat disarankan untuk disimpan di tempat yang sejuk, kering, dan terlindung dari cahaya. Pilih tempat yang sejuk, kering, dan tidak terkena sinar matahari. Tempat sejuk dan kering disini artinya obat dapat disimpan pada suhu kamar tetapi jauh dari sumber panas. Sengaja saya hi-lite tulisannya karena kadang kita suka memasukkan obat ke dalam drug container terus drug containernya kita taruh di tempat yang dekat sumber panas (misalnya ditaruh di atas kulkas).
Oiya hindari juga menyimpan obat-obatan dalam rak di kamar mandi. Suhu panas atau suhu yang berubah-ubah dan lembab dapat mempercepat proses degradasi obat.
Dan sebaiknya sediakan tempat khusus tertutup dan simpan obat jauh dari jangkauan anak-anak.
Biasanya di kemasan obat hanya tertulis "simpan pada suhu ruang". Suhu ruang yang dimaksud adalah keadaan ruang dengan suhu terkendali (sekitar 15⁰ - 30⁰ C).
Ada juga obat yang tertulis "simpan di tempat sejuk (2⁰ - 8⁰ C)", untuk penyimpanan obat-obat dengan keterangan demikian (biasanya obat tetes mata, obat dengan kandungan lactobacillus, atau obat-obat pro rectal/intravaginal) kita dapat menyimpannya di dalam drug container kemudian dimasukkan di dalam kulkas tapi bukan di freezer ya.
Untuk obat tidak tahan terhadap cahaya, maka dapat digunakan botol berwarna coklat atau botol plastik yang tidak tembus cahaya.
Penandaan pada kemasan asli dan brosur jangan dibuang, karena pada etiket obat tersebut tertera cara penggunaan dan informasi penggunaan obat yang penting. Ini penting agar kamu bisa cari tahu keterangan obat dengan lengkap.
Misalnya obat tetes mata yang berbentuk minidose. Fyi, minidose eyedrop ini cara pakainya agak berbeda loh dari obat tetes mata berbentuk botol biasa. Nah di kemasan aslinya itulah terdapat keterangan cara pemakaiannya, selain itu ada keterangan penting lainnya juga. Jadi sebaiknya simpan obat di kemasan aslinya yah.
4. Perhatikan Kadaluarsa Obat
Kadaluarsa obat adalah suatu waktu dimana produk farmasi (obat) sudah berada dalam kondisi akhir dimana spesifikasi potensi dan parameter penting lainnya sudah tidak sama seperti pada awal diproduksi.
Kedengarannya sih mudah ya, tinggal lihat tanggal kadaluarsa yang ada di kemasan saja. Tapi menentukan waktu kadaluarsa obat yang belum dibuka dan yang sudah dibuka ternyata berbeda. Pada obat-obat biasanya ada kandungan zat pengawet. Akan tetapi bila wadah sudah dibuka, maka zat pengawet tidak dapat menghindarkan rusaknya obat secara keseluruhan. Nah tanggal kadaluarsa manufaktur yang tertera di container obat merupakan tanggal kadaluarsa pada obat yang belum dibuka. Setelah dibuka, obat sudah tidak berada pada kondisi lingkungan yang sama lagi, sehingga kemungkinan dapat terjadi perubahan pada obat.
Terus batas penyimpanannya sampai kapan? Berikut ini saya buat ringkasan jangka waktu penyimpanan obat bila kemasannya sudah dibuka. Hanya sebagai pedoman saja sih, dan ringkasan ini berlaku jika obat disimpan sesuai petunjuk yg tertera yah.
Formulasi / Bentuk
|
Waktu Kadaluarsa yang disarankan setelah dibuka*
|
Alasan
|
Krim
/ointment
|
1 bulan
|
Kandungannya
terpapar dan dapat terkontaminasi
|
Krim/
ointment yang dituang dari wadah yang lebih besar
|
1 bulan atau lihat saran dari
manufaktur
|
Memindahkan wadah dapat
menyebabkan kontaminasi
|
Pack
penyimpanan dengan pompa untuk krim/ointment
|
Berdasarkan
simbol kadaluarsa manufaktur
|
Kontainer
tertutup, isis tidak langsus terpapar dengan lingkungan luar
|
Tablet/kapsul
dalam sistem dosis monitoring (dimasukkan dalam wadah harian)
|
2 bulan
|
Tidak adan tanda yang
tercetak untuk MDS (monitored dosage system)
|
Tablet/kapsul
yang masih pada kemasan, pada pack aslinya
|
Berdasarkan
tanggal kadaluarsa yang tertera. Bila tidak ditemukan tanyakan pada farmasi
|
Kemasan
tertutup, isi tidak langsung terpapar dengan lingkungan luar.
|
Cairan oral
pada wadah aslinya
|
6 bulan, kecuali ditetapkan
oleh manufaktur
|
Paparan cairan terhadap
lingkungan pada saat pengukuran dosis dapat menyebabkan kontaminasi
|
Tetes/ointment
mata, telinga, hidung
|
1 bulan
(hingga 3 bulan untuk tetes hidung; 4 bulan untuk tetes telinga)
|
Rekomendasi
manufaktur
|
Inhaler (obat
hirup)
|
Bedasarkan tanggal kadaluarsa
manufaktur
|
Kontainer tertutup, isi tidak
langsung terpapar dengan lingkungan luar
|
Insulin
|
4 minggu untuk
insulin vial dan pen, kecuali dipaparkan oleh manufaktur
|
Penutup
sterilnya sudah terbuka dan kemungkinan disimpan diluar pendingin
|
Racikan
serbuk terbagi/ salep/ krim/ atau syrup
|
2 – 3 bulan setelah diracik
|
Paparan racikan terhadap
lingkungan pada saat penggunaan, dan perubahan kondisi obat pada penyimpanan
|
Hal penting yang perlu diingat, menyimpan obat secara aman bukanlah hal yang remeh atau sepele. Kenyataannya tidak jarang kan orang keracunan obat akibat salah minum obat atau meminum obat yang kadaluarsa. Jadi yuk coba dicek lagi penyimpanan obat di rumah kamu sudah benar dan aman atau belum. Semoga tips saya bermanfaat ya.
X.O.X.O
0 komentar