Cerita Shinta #2 - Happiness
Saya lagi menikmati macetnya Jakarta (as always) waktu saya lihat gambar ini di feeds pinterest saya. Menarik ya, cara bahagia yang tertulis disitu simpel banget. Kalo emang bener bahagia sesimpel itu, harusnya orang ga perlu susah-susah cari kebahagiaan. Cukup dengan bikin teh terus nyanyi soundtrack disney sudah bisa bikin bahagia..
Tapi apa iya sesimpel itu?
Well, saya sih punya pendapat lain tentang bahagia. Bahagia mungkin sederhana tapi ga sesimpel itu. Saya punya perjalanan panjang dan cukup rumit untuk bisa ngerti kenapa orang bisa bilang "bahagia itu sederhana".
Dulu saya mikir yang namanya bahagia adalah ketika bisa seneng-seneng sama temen tiap minggu, liburan tiap 3 bulan sekali, bisa beli apa aja yang saya mau, punya pacar ganteng baik perhatian, dan masih banyak lagi. Kemudian saya dihadapkan sama keadaan yang berbanding terbalik dengan 'standar ideal bahagia' yang saya tulis tadi. Saya ga punya banyak free-time untuk sekedar ketemuan haha-hihi sama temen, kalo mau liburan minta ijin sama ibu negara (baca : ibu saya) susahnya minta ampun, dan yang lumayan pahit adalah ga lama setelah itu saya putus sama pacar.
Hmmmmm... Rasanya kayak semua hal di hidup saya kompakan biar saya ga bisa bahagia. Padahal kan saya ga pengen yang muluk-muluk (menurut saya saat itu). Saya terjebak di 'standar ideal bahagia' itu cukup lama sampai saya berada di satu titik dimana saya sadar, kalo kebahagiaan saya selalu bergantung sama hal-hal yang diluar kendali saya, mau sampe kapan ngejarnya. Ya kalo bisa kecapai semua mah enak.. Lah kalo hidup lagi ga berpihak sama kita? Masa iya akan hidup ga bahagia terus.
Dari situ saya belajar untuk lebih menghargai hal-hal kecil (yang mungkin karena terlalu biasa) yang saya jadi lupa untuk mensyukurinya. Saya belajar untuk ga terlalu ngoyo untuk mengejar hal-hal diluar kendali saya, dan mensyukuri apa yang bisa dijangkau oleh tangan saya. Ternyata selama ini kuncinya ada di diri saya sendiri. Dimulai dari diri, pikiran, dan hati saya sendiri.
Setelah proses panjang dan rumit itu saya akhirnya bisa ngerti apa yang selama ini orang maksud dengan "bahagia yang sederhana". Pengertian itu datang ketika saya sudah melewati masa-masa sulit dan rumit hingga akhirnya bisa disederhanakan.
Bahagia saya yang sekarang sesimpel makan dan berkumpul bersama keluarga, sesimpel bikin kue yang semuanya pada suka, sesimpel nikmatin matahari pagi sambil baca buku. Sesimpel hanya dengan lebih mensyukuri hal-hal kecil yang dulu saya lupakan. Sesimpel hati dan pikiran saya menanggapi kabahagiaan itu sendiri.
Ya bahagia memang sederhana. Tapi proses untuk bisa benar-benar menyadari itu bukanlah proses yang sederhana.
Semoga kamu bisa menemukan kebahagiaan hati kamu sendiri. Kalo bahagia kamu berasal dari hati, maka bahagia akan selalu bersama kamu. Ga akan hilang, ga akan pergi. Karena hati kamu selalu bersama dengan kamu, kemanapun kamu pergi.
Be happy !
X.O.X.O
0 komentar